Selamat Datang

Selamat datang di blog yang sederhana ini. Semua yang ada di blog ini merupakan apa yang saya baca dan saya pelajari ,semoga apa yang ada di blog ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tuesday, July 24, 2012

Esensi Filsafat

banyak yang mengira, filsafat adalah ilmu yang bertujuan mencari Tuhan, menerawang sesuatu secara metafisis, dll... meskipun itu tidak sepenuhnya salah, namun sebenarnya, esensi filsafat adalah mencari kebenaran... sejak permulaan peradaban manusia, hakikat manusia adalah menuangkan gagasan, pikiran, dan rumusan (idea) untuk mencari kebenaran, yang digunakan sebagai cara manusia memandang bagaimana hidup yang seharusnya (bertahan hidup)... namun di Zaman Modern saat ini, filsafat seringkali mengeritik seperti apa kebenaran itu, filsuf-filsuf ini biasanya berada di salah satu cabang filsafat, yaitu epistemologi (sebuah pembahasan secara struktural mengenai pengetahuan)... namun, sebenarnya kebenaran sudah dikritik para filsuf dari segala cabang, baik di zaman Klasik, ada yang memandang kebenaran sebagai suatu fakta yang tak perlu dikritik (absolut), ada yang memandang justru fakta hanya sebuah interpretasi dari berbagai perspektif (relatif) dan kecenderungan kosong (nihil), ada yang memandang kebenaran hanya ilusi dari realita yang sesungguhnya (mistik)... tapi, walaupun ada banyak sekali pemahaman mengenai kefaktaan, para filsuf, moralis, dan ilmuwan setuju dengan pandangan realis, bahwa obyek tunggal seperti apapun tetaplah tunggal, namun tetaplah pula subyek memandangnya.... belakangan, ilmuwan alam (khususnya ahli-ahli fisika dan mekanika kuantum setuju karena ada kaidah ketidak-pastian atom ketika diamati struktur perilakunya).

nah, oleh sebab itu, pada hakikatnya ide-ide filsuf itu hanya mengambang tak tentu arah... namun, pencarian akan kebenaran ini berbuah hasil menakjubkan, yang disebut sebagai budaya.


Apa Itu Budaya?

budaya adalah suatu hasil dari akal budi dan pikiran manusia, maksudnya, para filsuf ini telah banyak melewati banyak pertentangan (dialektika) yang berakhir pada pemikiran-pemikiran bijaksana... akhirnya setelah merasa mencapai sebuah "pencerahan", mereka mengajarkan etika dan moral dalam masyarakat (dengan berbagai metode) sehingga terciptalah sebuah sistem nilai yang mengukuhkan eksistensi manusia di dunia... banyak istilah untuk menyebut mereka, seperti nabi, rsi, wali, sufi, ilmuwan, dukun, sastrawan, dsbnya... namun, dalam hal ini, mereka disebut filsuf atau bisa dikatakan petuah bijak, karena mereka selalu bertuah dengan bijak dan kebijaksanaan mereka bersifat "sakti mandraguna"...

eits, jangan salah memahami kesaktian dan kekeramatan para filsuf, maksud dari sakti mandraguna ini adalah bahwa konsep-konsep atau ide-ide (gagasan) para filsuf telah mengilhami lahirnya sebuah budaya dan peradaban, yang utamanya adalah progress... lantas apa saja budaya itu?

yang termasuk dalam kategori budaya (berdasarkan definisi (batasan) di atas) adalah bahasa, moral, agama, ilmu pengetahuan, seni, dan dalam skala besar akan menjadi sebuah peradaban... dengan kata lain, budaya ini menciptakan sebuah sistem nilai (value system) dimana kondisi masyarakat sebagai obyeknya, dan akal sebagai subyeknya...

ya, kita perlu berterima-kasih, berkat filsafat, lahirlah ilmu pengetahuan, lahirlah agama, lahirlah moralitas, lahirlah kebijaksanaan... namun, berterima-kasih dalam arti bukan kepada filsafatnya, tapi kepada ide-ide "gila" filsuf yang di kemudian hari menjadi sebuah pedoman yang menginspirasi para agamawan, ilmuwan, negarawan, serta individu manusia yang terlibat dalam kosmos ini, untuk membuat sebuah progress bagi peradaban manusia, tanpa menafikan bahwa ternyata kebijaksanaan dapat pula melahirkan kerugian suatu peradaban, akibat dinamika pemikiran manusia.

sumber

1 comment:

Pengunjung yang baik itu adalah yang meninggalkan jejak,berkomentarla dengan sopan dan santun :)