Selamat Datang

Selamat datang di blog yang sederhana ini. Semua yang ada di blog ini merupakan apa yang saya baca dan saya pelajari ,semoga apa yang ada di blog ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tuesday, July 17, 2012

Nietzsche Dan Neo-Paganisme


Ada seorang pemikir abad ke-19 yang dipengaruhi oleh neo-paganisme yang menyertai Darwinisme, dan mengembangkannya, dan dengan demikian membina dasar bagi fasisme: Filosof Jerman Friedrich Nietzsche.

NIETZSCHE, SEORANG PENENTANG AGAMA YANG FANATIK Nietzsche dipengaruhi gagasan-gagasan neo-pagan yang ditimbulkan oleh popularitas teori Darwin, dan meletakkan dasar-dasar fasisme. Nietzsche adalah seorang musuh agama yang galak, dan bukunya Anti-Christ dan Thus Spake Zarathustra, merupakan bukti nyata ketertarikannya pada paganisme.
Nietzsche lahir di sebuah desa dekat Leipzig pada tahun 1844. Ia mengagumi kebudayaan Yunani, karena mempelajari bahasa Latin sejak usia belia. Pada tahun 1868, ia mulai belajar filsafat di kota Basel, Swiss. Nietzsche membenci agama-agama samawi, seperti Kristen, Islam dan Yahudi, dan sebaliknya mengagumi budaya pagan Yunani kuno. Di Basel ia bersahabat karib dengan Wagner, komposer paling masyhur abad itu. Wagner, yang mulai terkenal dengan Die Götterdämmerung (Senjakala Tuhan), adalah seorang rasis Jerman yang juga terkagum-kagum pada budaya pagan dan membenci agama. (Wagner selanjutnya dipandang sebagai seorang jenius kebudayaan terbesar Jerman pada masa Hitler).

Penerbit Nietzche, Peter Gast, menyebut Nietzche sebagai “salah satu anti-Kristen dan ateis yang paling sengit”.  Peninggalan lain dari kebencian Nietzche terhadap agama adalah sebuah judul bukunya Anti-Christ. Dalam bukunya Thus Speak Zarathustra, ia berusaha untuk menyusun suatu sistem etika di luar agama samawi. Menurut H.F. Peters, penulis biografi Nietzsche, filsafatnya berdasarkan kepada paganisme Romawi dan Yunani dan dalam tulisan-tulisannya ia memanggil-manggil “seorang Caesar baru” untuk mengubah dunia.
Nietzsche secara khusus membenci pandangan-pandangan etika agama Kristen, Islam dan Yahudi. Menurutnya, konsep-konsep semacam cinta, kasih sayang, dan kerendahan hati, harus ditinggalkan dan digantikan dengan apa yang disebut “moralitas unggul” yang menyetujui perang dan kezaliman. Dalam Thus Spake Zarathustra, ia menulis, “Dari semua yang tertulis, aku hanya menyukai yang telah ditulis manusia dengan darahnya. Tulislah dengan darah, dan kau akan merasakan bahwa darah adalah roh.” 
Nietzsche juga seorang rasis. Ia berpendapat bahwa satu golongan dari umat manusia terdiri dari übermensch (manusia-manusia super), dan bahwa golongan-golongan yang lain harus melayani dan mematuhi mereka. Lebih jauh lagi, ia mengklaim bahwa yang disebut “orang-orang super” ini akan membangun sebuah tatanan dunia yang aristokratis, sebuah teori yang dipraktikkan oleh pasukan Hitler pada awal Perang Dunia II tahun 1939.
Kedua aspek filsafat Nietzsche ini, yakni rasisme dan takzim kepada kekerasan, berhubungan dekat dengan Darwinisme. Pemikiran Nietzsche memang terpengaruh kuat oleh Darwin. Diskriminasi Darwin di antara ras-ras yang berbeda sangat sesuai dengan pandangan Nietzsche tentang “kaum superior dan inferior”. Nietzsche juga menyesuaikan kebenciannya pada agama dengan ateisme Darwin.
Dalam bukunya Darwin's Dangerous Idea, penulis Darwinis Daniel C,. Dennett menjelaskan pengaruh Darwin terhadap Nietzsche sebagai berikut: “Friedrich Nietzsche melihat… sebuah pesan yang bahkan lebih kosmik pada Darwin: … Jika Nietzsche adalah bapak eksistensialisme, maka mungkin Darwin pantas disebut sebagai kakeknya.”  Dennet menjelaskan dengan sangat detail bagaimana gagasan-gagasan Darwin dan Nietzsche bergerak sejajar, dan meskipun Nietzsche tampak mengkritik Darwin dalam beberapa tulisannya, Dennet memberi banyak contoh bagaimana Nietzsche jelas-jelas menyetujui pemikiran Darwin. 

Setelah kematian Nietzsche, salah seorang penjelas filsafatnya paling penting adalah saudarinya sendiri, Elisabeth Nietzsche. Ia tampil sebagai seorang pendukung ideologi Nazi yang diakui di Jerman, dan mengumumkan bahwa model “manusia super” yang diajukan kakaknya telah dihidupkan oleh Hitler. 
Pengaruh Nietzsche terhadap ideologi Nazi merupakan sebuah kenyataan yang ditekankan oleh begitu banyak sejarawan. W. Cleon Skousen menulis bahwa, saat “Hitler menulis Mein Kampf, seakan-akan Nietzsche berbicara dari kuburnya.” Sejarawan lain, George Lichtheim, menulis, “Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa tanpa Nietzsche, SS—pasukan kejut Hitler, dan inti dari keseluruhan gerakan – akan kekurangan inspirasi untuk melakukan program pembunuhan massal mereka di Eropa Timur.” 
Sebagaimana dinyatakan sejarawan H.F. Peters, banyak orang mengutuk Nietzsche sebagai “bapak fasisme”.  Dalam bukunya, The Myth of the 20th Century, ideolog Nazi Alfred Rosenberg secara terbuka memuji Nietzsche. Hitlerjugend (Kaum Muda Hitler), sayap kepemudaan dari gerakan Nazi, menjadikan buku Nietzsche Thus Spake Zarathustra sebagai sebuah naskah keramat. Adolf Hitler memerintahkan pembangunan monumen khusus untuk mengenang Nietzsche, dan merintis pendirian pusat-pusat pendidikan dan perpustakaan “di mana para pemuda Jerman dapat diajarkan doktrin Nietzsche mengenai ras unggul”.  Akhirnya, Gedung Peringatan Friedrich Nietzsche dibuka oleh Hitler pada bulan Agustus 1938.
Pengaruh Nietzsche tidak hanya terbatas di Jerman, melainkan juga penting di Italia, tempat kelahiran fasisme. Penyair Gabriele D’Annunzio, yang dapat dianggap sebagai sumber inspirasi bagi Mussolini, sangat dipengaruhi oleh filsafat Nietzsche.  Para sejarawan mencatat bahwa pengganti D’Annunzio, Benito Mussolini juga mengakui berutang budi pada Nietzche.
Bencana yang menimpa umat manusia akibat fasisme yang dibangkitkan oleh Nietzsche, menjadi bukti historis betapa berbahayanya gagasan-gagasan filsuf Darwinis Jerman tersebut. Nietzsche, penentang moralitas luhur yang diturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia sebagai petunjuk menuju jalan yang lurus, dan penganjur agar membawa manusia menuju abad modern dengan menggantikan moralitas tersebut dengan masyarakat yang brutal dan penindas, telah mengajukan gagasan Darwin bahwa manusia adalah suatu spesies binatang, dan membagi manusia menjadi ras-ras yang superior dan inferior. Ia merupakan contoh paling tepat dari kenyataan gelap tentang ke arah mana individu dan masyarakat diseret oleh tiadanya agama. Selain itu, kehidupan Nietzsche sendiri merupakan suatu peringatan.

Pada usia 44 tahun ia dibawa ke rumah sakit jiwa. Di sana penyakitnya semakin memburuk, hingga ia meninggal di sana dalam keadaan tidak waras. Pada tahun 1902, seorang dokter bernama P.J. Mobius memperingatkan masyarakat bahwa “mereka harus berhati-hati terhadap Nietzsche, karena karya-karyanya adalah produk dari otak yang sakit.”  Namun, bangsa Jerman sangat menghormati filsafat sakit dari pikiran yang terganggu ini, maka lahirlah Nazi Jerman.
Nietzsche meninggal karena sifilis dalam kondisi jiwa yang hancur di sebuah rumah sakit jiwa. Kehidupan pribadinya tak kalah sakit dibandingkan filsafatnya.
Seperti semua orang yang selalu menolak keberadaan Tuhan, hidupnya berakhir menyedihkan.

Harun Yahya


1 comment:

  1. My partner and I absolutely love your blog and find many of
    your post's to be exactly I'm looking for. Would you offer guest
    writers to write content for you? I wouldn't mind writing a post or elaborating on a lot of the subjects you write related to here. Again, awesome blog!

    My blog ... Do natural treatments work with man boobs victims?

    ReplyDelete

Pengunjung yang baik itu adalah yang meninggalkan jejak,berkomentarla dengan sopan dan santun :)