Film V for Vendetta
V for Vendetta ialah film tentang seorang pria yang menggunakan cara-cara teroris untuk menegakkan kebebasan dan keadilan. Cara-cara teroris disini ialah peledakkan gedung dan juga pembunuhan terhadap petinggi-petinggi negara. Apa yang melatarbelakangi tindakannya agak susah kalau harus dijelaskan disini. (Harus nonton langsung, akan lebih jelas ). Tapi secara umum, hal yang melatarbelakangi tindakannya ini ialah karena sifat pemeritahan yang otoriter dan mengekang kebebasan rakyatnya. (Meskipun sebenarnya that only one side of the coin – itu hanya sebagian dari alasannya)
Yang sangat mengagumkan adalah kepribadian dan keberanian dari tokoh utamanya untuk dapat menentang, bahkan mengkudeta, sebuah pemerintahan disaat semua rakyatnya hanya dapat duduk ketakutan. Tapi lebih dari itu, bagaimana V dapat meyakinkan rakyatnya bahwa “people should not be afraid of their government, government should be afraid of their people” dan kepercayaannya bahwa “The building is a symbol as is the act of destroying it. Symbol are giving power by people. Alone, a symbol is meaningless but with enough people, blowing up the building can change the world”. Prinsip utama dan kutipan favorit dari V ialah “Vi Veri Veniversum Vivus Vici” – “By the power of the truth, I, while living have conquered the world”. Dari prinsip itu yang sangat terasa ialah “when you certain about something, ketika kita begitu yakin tentang suatu kebenaran, menguasai dunia hanyalah bagian kecil darinya”.
Ide dan prinsipnya benar-benar sesuatu yang dipegang. Hal lain yang membuat V begitu “mempesona” ialah caranya menyampaikan idenya. Kata-katanya sangat mengagumkan. Salah satu bagian yang paling saya suka ialah ketika pengenalan diri V kepada Evey. Berikut ini adalah kutipan dialognya.
V : VoilĂ ! In view, a humble vaudevillian veteran, cast vicariously as both victim and villain by the vicissitudes of Fate. This visage, no mere veneer of vanity, is a vestige of the vox populi, now vacant, vanished. However, this valorous visitation of a by-gone vexation, stands vivified and has vowed to vanquish these venal and virulent vermin van-guarding vice and vouchsafing the violently vicious and voracious violation of volition. The only verdict is vengeance; a vendetta, held as a votive, not in vain, for the value and veracity of such shall one day vindicate the vigilant and the virtuous.Verily, this vichyssoise of verbiage veers most verbose, so let me simply add that it’s my very good honor to meet you and you may call me V”
Bagaimana? Mengerti apa maksudnya? Jujur, saat pertama denger saya sama sekali tidak mengerti karena kosa kata Inggris yang digunakan sangat asing untuk saya. Seperti kata vanity, vestige, vexation, vivified, vanquish, venal, virulent vermin van-guarding vice, dan seterusnya. Tapi, setelah baca beberapa kali (dan nonton beberapa kali) saya cukup mengerti apa maksudnya. Terus apa maksudnya? Pada saat memperkenalkan diri V menyatakan bahwa dirinya terlihat seperti pemain teather veteran yang rendah hati (a humble vaudevillian veteran), memainkan peran sebagai korban dan penjahat karena perubahan takdir (karena V merupakan korban tapi sekaligus teroris pada film tersebut). V menyatakan bahwa wajahnya (topeng Guy Fawkes) bukan merupakan lapisan kesombongan biasa, tapi merupakan sisa dari suara rakyat yang telah hilang (V for Vendetta berlatar di Inggris dengan pemerintahan yang bersifat totaliter). Selanjutnya V menyatakan bahwa kekesalannya telah membuatnya lebih hidup dan berjanji untuk mengalahkan mereka yang dapat disogok dan jahat dan mengizinkan kekerasan dan pelanggaran terhadap kemauan (atau hak asasi). V selanjutnya menyatakan bahwa satu-satunya keputusannya ialah balas dendam yang dipegang sebagai nazar untuk nilai dan kebenaran yang suatu hari akan membenarkan kewaspadaan dan kebajikan. Bagian yang paling terakhir V menyatakan bahwa sesungguhnya kata-katanya sangat bertele-tele, dan dia dapat dipanggil dengan nama V. (Musti ngecek dictionary beberapa kali untuk ini… )
Kutipan lain yang saya suka ialah saat V menjelaskan tujuannya menghancurkan gedung Parlemen. V berkata :
Evey : Can I ask about what you said on the telly?
V : Yes.
Evey : Do you mean it?
V : Every word.
Evey : You really think blowing up Parliament’s going to make this country a better place?
V : There’s no certainty, only opportunity.
Evey : I think you can be pretty certain that if anyone does show up Creedy’ll black-bag every one of them.
V : People should not be afraid of their government, the government should be afraid of their people.
Evey : And you’ll going to make that happen by blowing a building?
V : The building is only a symbol, as is the act of destroying it. Symbol are giving power by people. Alone symbol is meaningless, but with enough people, blowing up a building could change the world.
I can’t be more agree with what V said, that people should not be afraid of their government, it’s the government that must afraid of their people. Lalu bagaimana dengan komiknya? Well, I’d like to show the scene where V blown up a Madame Justice Statue…
Pada gambar yang pertama V berkenalan dengan “Madam Justice” dan menyatakan bahwa dia dulunya “jatuh cinta” pada “Madam Justice”. Tapi, V menyatakan telah ada seseorang yang menggantikan “Madam Justice”. V juga menyatakan alasan kenapa dia “jatuh cinta” kepada yang lain selain “Madam Justice”. Karena “Madam Justice” lebih tertarik kepada lelaki yang “berseragam”. Sampai kemudian V menyatakan bahwa “Madam Justice” sebagai pembohong, slut and whore (hmm,, untuk alasan kesopanan bahasa ini tidak di terjemahkan). V kemudian menyatakan siapa yang telah menggantikan “Madam Justice” namanya adalah “Anarchy” (ini menjelaskan lambang Anarchy terbalik yang digunakan V diakhir film). V juga berkata bahwa “Anarchy” mengajarkan bahwakeadilan tak berarti tanpa kebebasan
Quote Fillm V For Vendetta
penghiatan berdarah dan persekongkolan
aku tahu betul mengapa pengkhianatan berdarah,
seharusnya tidak boleh dilupakan.
tapi bagaimana dengan orangnya?
siapa dia?
seperti apa orangnya?
kita disuruh mengingat pemikirannya, bukan orangnya.
karena manusia bisa gagal.
dia bisa tertangkap, dia bisa dibunuh dan terlupakan.
sebuah pemikiran dapat merubah dunia
aku menyaksikan dari awal akan kedasyatan sebuah pemikiran.
aku melihat manusia membunuh dengan mengatasnamakan pemikiran itu.
dan mati karena mempertahankan pemikiran tersebut.
tapi kau tak bisa mencium sebuah pemikiran.
tak bisa menyentuh ataupun memegang pemikiran tersebut.
pemikiran tidak berdarah.
mereka tidak merasakan sakit.
mereka tidak punya cinta.
dan bukan sebuah pemikiran yang aku rindukan.
yang tak lain merupakan suatu bentuk yang mengikuti suatu fungsi.
aku hanya bertanya paradoks siapa sesungguhnya pria bertopeng?
seorang mantan pemain teater yang sederhana,
pelaku, korban maupun penjahat karena pergantian takdir.
wajah ini, bukanlah sebuah lapisan meja hias.
melainkan sisa dari suara rakyat,
yang sekarang kosong.
lenyap.
meski, bencana masa lalu yang menyakitkan masih berkobar
dan bersumpah melenyapkan orang culas
dan penjahat di barisan depan
dan menghancurkan kekejian dan kelaliman
satu-satunya keputusan adalah balas dendam
dendam turun temurun dipegang sebagai nazar yang tak sia-sia
demi nilai-nilai dan kejujuran
bahwa suatu hari akan membebaskan yang waspada dan yang bijak
itu artinya, aku, seperti tuhan
tidak bermain dadu dan tidak percaya pada kebetulan.
tapi tentu saja ada orang-orang yang tak menginginkan kita bicara
bahkan sekarang ini pun, mereka meneriakan perintah lewat teleponnya.
dan pria-pria bersenjatapun segera berdatangan.
kenapa?
karena sekalipun pemukul dipakai sebagai pengganti percakapan,
kata-kata akan mempertahankan kekuatannya.
kata-kata memiliki arti-arti
dan barang siapa yang mendengarkan, ucapkanlah sebuah kebenaran.
dan kebenaran adalah,
ada yang salah dengan negeri ini, bukan?
kekejaman dan ketidakadilan,
ketidaktoleransian dan penindasan.
dan dulu kalian pernah memiliki kebebasan menyatakan,,
keberatan, berfikir dan berbicara saat diperlukan.
sekarang terkena sensor dan pengawasan memaksamu tunduk
dan meminta penyerahan total.
bagaimana ini bisa terjadi?
siapa yang salah?
pasti ada yang salah dan yang lebih bertanggung jawab,
dan mereka akan dituntut
tapi sekali lagi, kebenaran akan terkuak.
kalau kita mencari yang bersalah
kita hanya perlu melihat sebuah cermin
aku tahu mengapa kau tak melakukannnya?
siapa yang tidak takut perang, teror dan penyakit?
ada jutaan masalah yang berkomplot
untuk merusak pemikiran kita
dan merampok perasaan kita yang wajar.
rasa takut mengambil yang terbaik dari kita
dia menjanjikan ketentraman
dia menjanjikan kedamaian
namun dia meminta persetujuan untuk diam dan patuh!!
rakyat seharusnya tak perlu takut terhadap pemerintah
pemerintah seharusnya takut kepada rakyat
simbol-simbol diberi kekuatan oleh rakyat
namun tanpa banyak orang, sebuah simbol tak akan berarti.
"vi veri veniversum vivus vici"
(dengan kekuatan kebenaran,aku,selagi kuhidup,
telah menaklukan jagad raya)
Referensi : http://fajrulakram.wordpress.com/2011/03/12/v-for-vendetta-movie-and-comic-review/
http://dickyandrika.blogspot.com/2010/06/v-for-vvi-veri-veniversum-vivus-vici.html
No comments:
Post a Comment
Pengunjung yang baik itu adalah yang meninggalkan jejak,berkomentarla dengan sopan dan santun :)