PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) secara resmi mematikan jaringan (phase out)
akses telekomunikasi kabel tembaga yang selama ini melayani kebutuhan
telekomunikasi di kawasan Segitiga Emas Sudirman-Thamrin-Kuningan. Phase out ini menandai dimulainya implementasi Next Generation Network (NGN).
"Phase out yang dilakukan pada Senin (30/4) menandakan transformasi
bisnis dari perusahaan berbasis Infokom menjadi Telecommunication
Information Media, and Edutainnment (TIME). Ini serius dilakukan dan tidak
pernah berhenti," ungkap Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, dalam keterangan tertulis, 2 Mei 2012.
Telkom
akan melakukan pembangunan serat optik secara nasional, dari ujung
barat hingga ujung timur dengan total panjang 23.713 km. Pembangunan
serat optik ditargetkan selesai 100 persen pada 2016.
Rinaldi
melanjutkan, aksi modernisasi jaringan kabel tembaga sudah dilakukan
sejak 2011. Proyek ini ditargetkan selesai tahun 2015 mendatang.
Di
tahun 2011 jaringan akses sebanyak 360.000 satuan sambungan layanan di 8
Sentral Telepon Otomat (STO) di dua kota besar di Indonesia, yaitu
Jakarta dan Surabaya telah dilakukan dengan nilai investasi sekitar Rp1
triliun
STO yang dimodernisasi adalah di Cengkareng, Gandaria,
Kebayoran Baru, Semanggi1, Slipi, Rawamangun dan Kelapa Gading.
Sedangkan untuk wilayah Surabaya meliputi di Injoko dan Manyar.
Sedangkan
tahun ini, Telkom melakukan program modernisasi jaringan akses dengan
target sebanyak 2,4 juta satuan sambungan layanan di 66 Sentral STO
dengan alokasi dana sebesar 4 triliun rupiah. Areanya meliputi Jakarta,
Bandung, Cirebon, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, Solo, Surabaya,
Yogyakarta, Bandarlampung, Medan, Padang, Palembang dan Pekanbaru.
Hingga
2015 program modernisasi jaringan akses ditargetkan sebanyak 13 juta
satuan sambungan dengan kemampuan true broadband. Total investasi secara
keseluruhan sekitar US$2 miliar.
“Modernisasi ini akan menjadikan Telkom menuju jaringan information and communication technology (ICT) nasional berbasis IP dan optical
network yang menjadi tulang punggung terbentuknya next generation
nationwide broadband network (NG-NBN),” ucap Rinaldy.
Untuk
diketahui, jika menggunakan kabel tembaga kecepatan akses yang didapat
hanya mampu menyalurkan maksimal hingga 4Mbps. Sementara serat optik
mampu menyalurkan bandwith hingga 100Mbps dengan teknologi berbasis multi service access node (MSAN) & gigabit passive optical network (GPON).
Untuk mendukung peningkatan bandwidth yang dimiliki, Telkom menyiapkan kapasitas bandwidth gateway Internet sebesar 123 giga bit per second (Gbps), dengan didukung infrastruktur content deliver network (CDN)
Google, Youtube, Akamai sebesar 82 Gbps di Jakarta, Batam dan Surabaya
serta peering domestik sebesar 32 Gbps.
“Telkom percaya konten di masa depan yang banyak diminati adalah
video. Peningkatan kapasitas ini menjadikan semua konten di masa depan
bisa dilayani dan konvergensi antara layanan seluler dan Fixed bisa
terjadi,” ucap Rinaldi.
sumber
No comments:
Post a Comment
Pengunjung yang baik itu adalah yang meninggalkan jejak,berkomentarla dengan sopan dan santun :)